Kamis, 25 Februari 2010

Hasrat Seks Usai Persalinan !

BANYAK pasangan suami istri (pasutri) merasa frekuensi berhubungan intim semakin berkurang setelah memiliki anak. Ada anggapan bahwa wanita usai persalinan, kurang bergairah karena pengaruh hormon. Benarkan demikian?

Terutama pada bulan-bulan pertama pascamelahirkan, kegiatan mengurus bayi dan menyusui membuat istri lebih banyak mencurahkan perhatian kepada si kecil dibandingkan suami. Untuk memiliki waktu berdua saja sulit, apalagi untuk berhubungan intim.

Beberapa bulan pertama setelah melahirkan, memang hormon pada diri wanita akan diprogram ulang untuk menyusui dan mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk berhubungan intim.

Menurut Kepala Divisi Uroginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr Budi Imam Santoso, SpOG(K), secara fisik kondisi fisik ibu pada masa pascamelahirkan masih mengalami kelelahan akibat proses kelahiran. Ditambah dengan kegiatan menyusui bayi sekitar dua jam sekali.

Wanita yang baru melahirkan dan menyusui sering kali kurang beristirahat. Sebenarnya saat menyusui memberi kesempatan ibu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga. Isapan bayi saat menyusu akan membuat kelenjar pituitari di otak ibu mengeluarkan hormon prolaktin.

Hormon tersebut membuat ibu merasa rileks, dan kadang mengantuk sehingga biasanya ibu bisa beristirahat dengan baik, sekalipun saat ia menyusui di malam hari. Kondisi ini tentunya sangat baik untuk membantu memulihkan tenaga ibu yang terkuras untuk persalinan.

Sayangnya, ibu dan orang-orang di sekitar sering tidak menyadari hal ini. Tiap kali selesai menyusui, ibu bukannya beristirahat melainkan melakukan berbagai kegiatan yang menguras energi. Sehingga ibu menjadi sangat kelelahan dan tidak berminat melakukan hubungan intim.

"Pada prinsipnya, tidak ada masalah untuk melakukan hubungan seksual setelah selesai masa nifas yaitu 40 hari. Hormon prolaktin tidak akan membuat ibu kehilangan gairah seksual," ujar Budi.

Dia menuturkan, beragam perilaku seksual pada ibu-ibu pascamelahirkan yang menyusui. Jika sebagian merasa tidak bergairah untuk melakukan kegiatan seksual, sedangkan sebagian lagi merasakan hasrat seksual yang tinggi.

"Intinya ialah permasalahan psikologis ibu untuk melakukan hubungan seksual. Jika memang ibu sudah tidak mengalami luka pascapersalinan, maka boleh-boleh saja," tegas dokter yang berkulit putih itu.

Budi menepis anggapan bahwa menyusui dapat menurunkan hormon-hormon tertentu yang berpengaruh pada gairah seksual. Umumnya, hormon-hormon ibu akan kembali normal setelah proses persalinan.

Hal senada diungkapkan staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM, DR dr Dwiana Ocviyanti,SpOG (K). Dia mengungkap, kegiatan seksual ibu masa menyusui tergantung kondisi fisik.

Dua penyebab yang mungkin menurunkan gairah seksual ibu pascamelahirkan. Pertama, penyebab langsung seperti luka pada persalinan. Kemudian, penyebab tidak langsung seperti depresi, babyblues, atau kelelahan.

"Pada dasarnya, hormon tidak terlalu berpengaruh, misalnya membuat vagina kering. Hal ini sangat bergantung pada kesiapan ibu," kata Dwiana.

Tidak ada komentar:

iklan kan punyamu..