Minggu, 21 Februari 2010

Cara Korsel Dongkrak Kelahiran Bayi !

Satu kali dalam satu bulan, staf diminta pulang lebih awal untuk "memproduksi bayi."



Kementerian Kesehatan Korea Selatan diberi mandat untuk meningkatkan tingkat kelahiran bayi di Negeri Ginseng tersebut. Untuk menunjukkan keseriusannya, Kementerian pun mengeluarkan kebijakan unik.

Satu kali dalam satu bulan, staf kementerian diminta pulang lebih awal untuk "memproduksi bayi." Dalam pernyataan tertulis, Rabu 20 Januari 2010, seperti dikutip dari laman harian Sydney Morning Herald, lampu kantor akan dimatikan pukul 7.30 malam tiap Rabu ketiga tiap bulan. Dengan demikian, staf bisa pulang ke rumah lebih awal.

Tentu saja mereka yang masih menanggung tugas darurat, dikecualikan dari kebijakan tersebut. "Pulang lebih awal tidak ada kaitannya dengan punya lebih banyak anak.Tapi, kami tidak bisa untuk tidak mempedulikan kemungkinan hubungan dua hal itu," kata Choi Jin-Sun, penanggung jawab program meningkatkan angka kelahiran bayi.

Rendahnya tingkat kelahiran bayi merupakan persoalan besar dalam masyarakat dengan tingkat penuaan cepat. Tingkat kelahiran bayi di Korsel, angka rata-rata bayi yang lahir dalam hidup seorang perempuan, masih di posisi mendekati tingkat terendah di dunia dengan 1,19 kelahiran pada 2008. Dikhawatirkan populasi akan semakin menyusut dalam satu dekade.

"Tidak perlu menunggu terlalu lama sampai anak-anak kita terbeban untuk menghidupi orang-orang lanjut usia," kata Menteri Kesehatan Korsel, Jeon Jae-Hee, kepada harian Korea Times.

"Korsel bisa kalah dalam kompetisi ekonomi global akibat kurangnya sumber daya manusia. Persoalan ini benar-benar masalah yang sangat penting yang sedang dihadapi negara ini," lanjutnya.

Staf yang sudah menikah di Kementerian Kesehatan Korsel, bila dirata-rata hanya memiliki 1,63 anak. Angka itu lebih sedikit dibanding pegawai negeri sipil lain yang memiliki rata-rata 1,82 anak.

Kementerian kesehatan bertujuan meningkatkan angka itu menjadi 2,0 dalam dua tahun ke depan.

Bahkan kementrian menyediakan berbagai insentif, termasuk bonus uang, bagi staf yang bisa menghasilkan lebih dari dua bayi. Beberapa kantor pemerintahan lain juga memberlakukan kebijakan semacam itu atau membuka layanan perjodohan demi meningkatkan angka kelahiran bayi.

Tidak ada komentar:

iklan kan punyamu..